HADIAH Yang TIDAK BOLEH DITERIMA Fakhrur 00.09 Fiqh <div style="text-align: left;"> Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:</div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">عَنْ أَبِيْ حُمَيْدٍ السَّعِدِيِّ قَالَ اسْتَعْمَلَ رَسُوْلُ اللهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Droid Arabic Naskh","sans-serif"; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Droid Arabic Naskh","sans-serif"; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">رَجُلاً مِنَ الأسَدِ يُقَالُ لَهُ ابْنُ اللُّتْبِيَّةِ قَالَ عَمْرٌو وَابْنُ أبِيْ عُمَرَ عَلَى الصَّدَقَةِ فَلَمَّا قَدِمَ قالَ هَذَا لَكُمْ وَهَذَا لِيْ أُهْدِيَ لِيْ قَالَ فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Droid Arabic Naskh","sans-serif"; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: "Droid Arabic Naskh","sans-serif"; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">عَلَى الْمِنْبَرِ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ مَابَالُ عَامِلٍ أَبْعَثُهُ فَيَقُوْلُ هَذَا لَكُمْ وَهَذَا أُهْدِيَ لِيْ أَفَلاَ قَعَدَ فِي بَيْتِ أَبِيْهِ أَوْ فِي بَيْتِ أُمِّهِ حَتَّى يَنْظُرَ أَيُهْدَى إلَيْهِ أَمْ لاَ وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَيَنَالُ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنْهَا شَيْئاً إلاّ جَاءَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَحْمِلُهُ عَلَى عُنُقِهِ بَعِيْرٌ لَهُ رُغَاءٌ لَهُ أَوْ بَقَرَةٌ لَهَا خُوَارٌ أوْ شَاةٌ تَيْعِرُ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْنَا عُفْرَتَيْ إِبْطَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ مَرَّتَيْنِ (رواه البُخَاري و مُسْلِم)</span><span dir="LTR" style="font-family: "Droid Arabic Naskh","sans-serif"; font-size: 18.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Rasulullah SAW menugaskan seorang laki-laki dari suku Asad<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang bernama Ibnu Lutbi’ah, Amru serta Ibnu Abu Umar untuk memungut zakat. Ketika telah tiba kembali<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ia berkata: inilah pungutan zakat itu aku serahkan kepadamu sedangkan ini untukku yang dihadiahkan kepadaku. Lalu berdirilah Rasulullah b di atas mimbar kemudian memanjatkan pujian kepada Allah, selanjutnya beliau bersabda: Apakah yang terjadi dengan seorang petugas yang aku utus kemudian dia kembali dengan mengatakan: ini aku serahkan kepadamu dan ini dihadiahkan kepadaku! Apakah dia tidak duduk saja di rumah bapak atau ibunya sehingga dia bisa melihat apakah dia akan diberikan hadiah atau tidak. Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada dalam tangan-Nya, tidak seorangpun dari kamu yang mengambil sebagian dari hadiah itu kecuali pada hari kiamat dia akan datang membawanya dengan seekor unta yang melenguh di lehernya yang akan mengangkutnya atau seekor sapi yang juga melenguh atau seekor kambing yang mengembek. Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sehingga kami dapat melihat warna putih ketiaknya. Kemudian beliau bersabda: Yaa Allah, bukankah telah Aku sampaikan. Beliau mengulangi sampai dua kali. (HR. Bukhari dan Muslim)</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hadiah bukanlah perkara yang asing dalam kehidupan sehari-hari, hadiah adalah pemberian karena berbagai sebab bisa sebagai imbalan atas prestasi, sebagai penghargaan, sebagai imbal jasa, sebagai pemberian istimewa karena suatu peristiwa, dan lain sebagainya.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hadiah boleh saja diterima bila itu merupakan imbalan atas prestasi dari suatu persaingan/ perlombaan, sebagai imbal jasa atau sebagai penghargaan seseorang kepada yang lainnya tanpa bertendensi menyuap. Orang tua boleh saja memberikan kepada anaknya sebuah hadiah karena prestasi sang anak dalam belajar. Ini sah-sah saja bahkan dianjurkan sebagai motivasi agar tambah giat belajar.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Rasulullah pernah menerima hadiah dan membalasnya dengan yang lebih baik sebagaimana sabdanya:</span></div> <div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt;">عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 18.0pt; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt;">يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَيُثِيبُ عَلَيْهَا (رواه البخاري)</span><span dir="LTR" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Dari ‘Aisyah RA berkata: Bahwasanya Rasulullah SAW menerima hadiah dan membalasnya (HR. Bukhari)</div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hadiah pada zaman Rasul hanyalah sebuah pemberian yang tidak bertendensi menyuap namun saat ini hadiah bisa jadi merupakan nama lain dari suapan/ sogokan bila dihubungkan dengan status seseorang dalam pemerintahan atau lembaga. Sebagaimana perkataan Khalifah Umar bin Abdul-Aziz ketika ia ingin sekali memakan buah Apel namun tidak memiliki uang untuk membelinya. Ia kemudian berjalan-jalan Dengan Farāt bin Muslim Lalu mereka berdua bertemu dengan pemuda kampung yang menyam-butnya dengan sepinggan apel, lalu ia mengambilnya satu dan menciumnya kemudian ia menolak pemberian mereka sambil berkata: Aku tidak butuh apel-apel ini. Kemudian ditegur oleh Farāt: Bukankah Rasulullah, Abu Bakar dan Umar menerima hadiah? Kenapa engkau tidak? Lalu Umar bin Abdul Aziz berkata:</span></div> <div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt;">كَانَتْ الْهَدِيَّةُ فِي زَمَنِ رَسُولِ اللَّهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt;">هَدِيَّةً وَالْيَوْمَ رِشْوَةٌ (رواه البخاري)</span><span dir="LTR" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sesungguhnya hadiah pada zaman Rasulullah SAW adalah pemberian biasa tapi sekarang adalah suapan/ sogokan (HR. Bukhari)</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOE5JmOB_Kfpn23HfUCJ3if6XNQ6zcCvSW1cizypQqY3ktL4nq1Hf8qFkPtAzCQAyVD6QEIHUuc1t31M7Nmqv7xbjPbL7TttTXZcOi1rFH5b7xHvmAiMfBXq6G4a91pYYgcL6710rrhTmG/s1600/risy1.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="204" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOE5JmOB_Kfpn23HfUCJ3if6XNQ6zcCvSW1cizypQqY3ktL4nq1Hf8qFkPtAzCQAyVD6QEIHUuc1t31M7Nmqv7xbjPbL7TttTXZcOi1rFH5b7xHvmAiMfBXq6G4a91pYYgcL6710rrhTmG/s320/risy1.jpeg" width="320" /></a></div> <br /> <br /> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menurut Ibnu ‘Araby, Risywah/ Sogokan adalah harta yang diberikan untuk membeli/ mendapatkan semacam pertolongan dari orang yang berkedudukan (punya jabatan) semacam uang pelicin di jalan yang tidak benar. </span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lalu bagaimana bila suapan itu terjadi di jalan yang benar, misalnya untuk menghindari diri dari kezhaliman atau menolong orang dari kezhaliman?? maka hal itu dibolehkan karena keterpaksaan. </span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam kitab Al-Muhadzab (Juz 3 hal. 376) disebutkan bahwa seorang hakim/ pejabat dilarang menerima hadiah dari orang yang tidak biasa memberikan hadiah ketika ia belum menjabat. </span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ini artinya orang yang memberikan hadiah ketika seseorang memiliki jabatan tertentu bisa diartikan menyuap walaupun maksudnya tersamar, kecuali kalau ia punya kebiasaan memberikan hadiah kepada orang tersebut ketika orang itu belum menjadi apa-apa hanya untuk mengikat tali persaudaraan dan persahabatan. Penilaian ini adalah penilaian historis untuk menyelidiki apakah hadiah itu merupakan bentuk suapan atau pemberian biasa.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pemberian sebelum seseorang men-jabat status tertentu dalam pemerintahan atau dalam posisi strategis tidak dianggap sebagai suapan. Namun Pemberian (hadiah) kepada orang yang berada dalam jabatan apalagi sedang bertugas bisa dituduh sebagai suapan, maka untuk menghindari tuduhan ini, Sang Pejabat/ Hakim harus menolak pemberian secara mutlak agar tidak mempengaruhi kebija-kannya dalam mengambil keputusan walaupun yang memberinya punya kebiasaan memberi sebelum ia menjabat status tertentu. Oleh karena itu menerima hadiah bagi mereka yang mempunyai status hakim/ pejabat kepentingan publik bisa dihukumi haram;</span></div> <div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt;">قَالَ الْقَاضِي إِذَا أَكَلَ الْهَدِيَّةَ فَقَدْ أَكَلَ السُّحْتَ وَإِذَا قَبِلَ الرِّشْوَةَ بَلَغَتْ بِهِ الْكُفْرَ (رواه النسائ)</span><span dir="LTR" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berkata Qadhi: Jika (Hakim/ Pejabat) memakan hadiah maka berarti ia makan harta yang haram (as-Suhtu) dan bila menerima suapan maka ia berarti kufur.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam Kitab al-Mughni (Juz 11 hal. 437) disebutkan bahwa Masruq pernah bertanya kepada Ibnu Mas’ud, Apakah as-Suhtu itu Suapan dalam Hukum? Ibnu Mas’ud menjawab, Bukan, as-Suhtu adalah seorang laki-laki meminta pertolongan kepadamu atas kezhaliman yang menimpa dirinya kemudian ia memberikan hadiah kepadamu karena jasamu menolongnya, maka janganlah hadiah itu diterima. Dalam hadits ditegaskan lagi;</span></div> <div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt;">عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt;">قَالَ مَنْ شَفَعَ لِأَخِيهِ بِشَفَاعَةٍ فَأَهْدَى لَهُ هَدِيَّةً عَلَيْهَا فَقَبِلَهَا فَقَدْ أَتَى بَابًا عَظِيمًا مِنْ أَبْوَابِ الرِّبَا</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="LTR" style="font-size: 16.0pt; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dari Abu Umamah dari Nabi bersabda: barangsiapa memberi pertolongan kepada saudaranya kemudian diberi hadiah atas jasanya kemudian ia menerimanya maka dia telah mendatangi salah satu pintu yang besar dari pintu-pintu riba (HR. Abu Daud)</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Demikian pula tidak boleh menerima hadiah dari orang musyrik dan ahli kitab secara khusus bila dikhawatirkan mengandung maksud tersembunyi (tipu daya). Dalam haditsnya Rasulullah SAW bersabda:</span></div> <div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ أَنَّهُ أَهْدَى لِلنَّبِيِّ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 18.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">هَدِيَّةً لَهُ أَوْ نَاقَةً فَقَالَ النَّبِيُّ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 18.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Droid Arabic Naskh"; mso-hansi-font-family: "Droid Arabic Naskh";">ﷺ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">أَسْلَمْتَ قَالَ لَا قَالَ فَإِنِّي نُهِيتُ عَنْ زَبْدِ الْمُشْرِكِينَ (رواه الترمذي وأحمد وأبو داود وصححه ابن خزيمة)</span><span dir="LTR" style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "KFGQPC Uthman Taha Naskh";"></span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dari ‘Iyadh bin himar bahwasanya dia menghadiahkan kepada Nabi SAW hadiah berupa unta, kemudian Nabi bersabda:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Apakah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kamu sudah masuk Islam”,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>lalu Ia Menjawab, Belum, Rasul bersabda: “Sesungguhnya aku melarang dari pemberian orang-orang musyrik.” (HR. at-Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah)</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berkata Imam at-Tirmidzi yang dimaksud pemberian disini adalah hadiah-hadiah mereka. Dalam hadits lain dibolehkan menerima hadiah dari orang-orang musyrik namun dalam hadits ini dilarang. Hal ini mengandung pengertian bahwa menerima hadiah dari orang musyrik hukumnya menjadi makruh.</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berkata Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul-Bary, Imam Thabari mengumpul-kan hadits-hadits yang berkaitan dengan hadiah dan menyimpulkan bahwa hadiah yang tidak boleh diterima adalah hadiah orang musyrik yang diberikan kepada individu/ kelompok secara khusus. Sedangkan hadiah yang sifatnya umum untuk kepentingan kaum muslimin diperbolehkan. Akan tetapi pendapat ini mengandung kerancuan karena dari sejumlah dalil-dalil ternyata Rasul pernah menerima hadiah secara khusus dari orang-orang musyrik dan yahudi. </span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Rasul pernah menerima hadiah dari wanita yahudi yang berupa kambing panggang yang ternyata sudah diracuni, beliau hampir terkena racunnya sedangkan seorang sahabatnya yaitu Bisyr bin Barra` bin Ma’rur wafat akibat terkena racun (HR Abu Daud dalam Kitab Diyat).</span></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dari jalur Abdullah bin Zubair dikisahkan bahwa-sanya Qutaylah (wanita musyrik) pernah datang ke rumah Asma binti Abu Bakar dengan membawa hadiah biawak, susu kering dan minyak samin, lalu Asma`pun menolak hadiahnya dan tidak mau menerimanya, kemudian ‘Aisyah mengadu kepada Nabi SAW, lalu Allah SWT menurunkan ayat kepada Nabi-Nya untuk menjawab persoalan tersebut “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS. al-Mumtahanah: 8) kemudian Rasul memerintahkan Asma` untuk menerima hadiahnya.</span></div> <span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dari hadits di atas, jelaslah bahwa pada asalnya menerima hadiah dari orang musyrik itu tidak boleh, akan tetapi jika hadiah itu mengandung kemaslahatan secara umum ataupun khusus maka boleh saja kita menerima hadiah mereka dengan syarat jelas dan dapat dipastikan tidak mengandung maksud yang buruk. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Wallahu A’lam.</span></span> <br /> <div style="mso-element: footnote-list;"> <br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText"> <a href="http://www.blogger.com/null" name="_GoBack"></a></div> </div> </div> Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: عَنْ أَبِيْ حُمَيْدٍ السَّعِدِيِّ قَالَ اسْتَعْمَلَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ رَجُلاً مِنَ الأسَد... Baca selengkapnya »
Mukaddimah Fakhrur 23.47 Pengantar Welcome, Assalamu'alaykum Warahmatullahi wa Barakatuh<br /> <br /> Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan menganugerahkan kepadanya akal fikiran sehingga mampu menjalankan aktivitas kesehariannya berdasarkan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. <br /> Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Rasulullah SAW, teladan sepanjang zaman yang telah menterjemahkan Al-Qur’an kedalam kehidupan dalam bentuk sunnah, sehingga menjadi suatu kemudahan untuk dilaksanakan oleh kita para pengikutnya.<br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-PvQvCYfwcd85f7O8mty5Vnu4-nEB_v8wZM5-6Y7b2913W732QtEEofdFGUoxYbS4MpiVsl7uegIpNzNRre_nXnJOC22jYYomCoQAbXX_romJgu5gibeRwa-NlWkd0AnC-tmgw1hZPQq2/s1600/mukaddim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-PvQvCYfwcd85f7O8mty5Vnu4-nEB_v8wZM5-6Y7b2913W732QtEEofdFGUoxYbS4MpiVsl7uegIpNzNRre_nXnJOC22jYYomCoQAbXX_romJgu5gibeRwa-NlWkd0AnC-tmgw1hZPQq2/s320/mukaddim.jpg" width="320" /></a></div> Welcome, Assalamu'alaykum Warahmatullahi wa Barakatuh Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan sebaik... Baca selengkapnya »